Menanti Sang Rembulan

Jumat, 2 November 2018...


Setetes Senja di Matamu bisa disebut sebagai novel terbaik kaya Tere Liye. Novel terbitan Republika tahun 2006 ini bercerita tentang Rehan, seorang pasien berusia 60-an, yang pada suatu malam didatangi seseorang berwajah menyenangkan. Seseorang itu membawa Rehan menyusuri kisah masa lalunya, sekaligus memberikan kesempatan padanya untuk mengajukan lima pertanyaan. Lima pertanyaan besar dalam hidup Rehan itu satu persatu dijawab lewat perjalanan spiritual tersebut. Pada akhir perjalanannya, Rehan mendapati fakta bahwa takdirnya bertalian dengan nasib seorang anak bernama Rinai.

Siapa Rinai? Apa hubungan anak kecil itu dengan Rehan? Baca novel ini dan menghela nafaslah, setelah tiba di kalimat terakhirnya.

Kenapa novel ini disebut yang terbaik?

Kalau secara umum sih banyak yang bilang karena alur ceritanya yang begitu kompleks, cerdas, sekaligus menggugah. Tapi kalau secara pribadi, saya menilai kekuatan terbesar dalam novel ini ada pada temannya yang berani, yaitu soal takdir manusia. Saya rasa, tak banyak penulis yang mampu memberikan pemaparan soal seluk beluk takdir manusia sepiawai Tere Liye.

Selain itu, Rembulan Tenggelam di Wajahmu juga menyajikan cerita yang akan membius pembacanya. Begitu membaca lembar pertamanya, sulit untuk berhenti dan tak melanjutkan ke lembar berikutnya. Bahkan, sering saya jumpai dalam berbagai ulasan, orang yang hanya membutuhkan waktu satu malam untuk menamatkan novel bersampul oranye ini.


Nah, entah ini kabar baik atau tidak, Rembulan Tenggelam di Wajahmu akan segera difilmkan.

Adalah Maxima Pictures, sebuah rumah produksi yang berdiri pada tahun 2014, yang akan menggarap novel bertema religi ini. Disutradarai Daniel Rifki, proses suting film ini dimulai pada 5 Juli 2018 dan sudah selesai saat ini.

Peran utama, Rehan, akan dimainkan oleh dua aktor populer tanah air yaitu Bio One (Rehan muda) dan Arifin Putra (Rehan dewasa). Selain keduanya, sederet artis senior dan pendatang baru juga akan menyemarakkan film yang rencananya akan rilis awal tahun nanti. Seperti Aryo Wahab, Anya Geraldine, Dony Alamsyah, Cornelion Sunny, Egy Fedly, dan Clarice Cutie.

Para pemain film RTDW

Saya termasuk orang yang antusias ketika berita ini muncul. Tahun 2016, ketika beredar kabar bahwa Maxima Pictures telah membeli hak adaptasi beberapa novel Tere Liye. Kabar itu sempat lenyap dan tak diperbincangkan lagi, bahkan oleh Tere Liye atau Maxima Pictures sendiri. Jadi, setelah dua tahun akhirnya muncul lagi berita tersebut, tentunya saya merasa bahagia. Apalagi dalam berita terbaru itu, disebutkan bahwa novel yang akan Maxima garap paling awal adalah Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

 Tere Liye (kiri) dan
Ody Mulya Hidayat (kanan)

Saya semakin semangat kala kabar lain bermunculan. Mulai dari latar film yang diambil di Kota Semarang dan Kudus (kota-kota itu menjadi kota kedua bagi saya, sebab di sanalah mata pencaharian saya berasal). Konten film-nya yang katanya akan 100% berasal dari novel. Sampai pada kabar bahwa film ini akan menggunakan teknologi CGI.

Suasana proses syuting di
kawasan Kota Lama, Semarang

Tapi kegembiraan saya diimbangi dengan rasa pesimis demi melihat deretan pemain yang mengisi film ini. Bukan tidak percaya sih, melainkan ragu. Ya, saya agak ragu mereka dapat membawakan cerita ini dengan baik.

Saya benar-benar tak bisa menemukan kecocokan Arifin Putra dengan Rehan (yang ada di imajinasi saya). Mulai dari penampilan fisik, karakter, serta melihat riwayat film yang Arifin pernah mainkan. Dan Anya Geraldine yang dipilih memerankan Fitri Si Gigi Kelinci?! Apa itu pilihan yang bijak? Yah, semoga pendapat saya salah....

Sebenarnya, tantangan terbesar dalam novel ini terletak pada karakter Rehan, yang masa hidupnya disorot dari saat masih kecil sampai ia berperawakan tambun di kepala enam. Ini jelas tidak hanya soal penampilan fisik, melainkan watak dan perubahan sifat di setiap pertambahan usia. Kira-kira, bisakah Bio dan Arifin berkolaborasi menciptakan keselarasan karakter Rehan? Hmmm....

Pada akhirnya, saya kembali mengekang diri untuk tak terlalu tinggi berekspektasi. Saya berharap agar keraguan saya pada deretan pemain tadi ternyata salah nantinya.

Ini novel yang disayangi banyak orang, saya sayangi juga. Semoga, janji Produser Pak Ody Mulya Hidayat, yang katanya akan serius menggarap novel ini, benar-benar ditepati. Kalau tidak, saya yakin akan banyak orang yang kecewa.

Kita tunggu saja Sang Rembulan terbit malam nanti.

Salam,
Abdullah S.N


Komentar